>
Indonesia: are you ready for MEA? Dolores Haze : Indonesia: are you ready for MEA?

Future Machine

Wednesday, November 4, 2015

Indonesia: are you ready for MEA?


Hello Folks!
Tinggal menghitung hari aja sih bentar lagi kita bakal menjadi bagian dari MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di akhir tahun ini. Kita dituntut untuk bisa bersaing dengan warga antar negara.
Sebenernya nggak perlu ragu atau banyak tanya sih menghadapi MEA, justru itu yang menghambat kita nggak bisa siap.
Nah, tapi kalau kita telusuri dan mengkaji lebih mendalam kesiapan masyarakat di negara kita, bisa dibilang sebenernya kita sudah siap tapi kurang matang.
Berikut faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menghadap MEA: 

  1. Penguasaan bahasa asing: 
Dari sekian buanyaknya jumlah penduduk di Indonesia, tidak semua mendapatkan pendidikan yang layak, apalagi pendidikan bahasa. Sebenernya bahasa itu bisa dipelajari secara otodidak tanpa melalui lembaga, tapi yaaa kembali lagi ke diri kita, Males belajar nggak? Padahal bahasa itu menjadi tolak ukur penting untuk berinteraksi dengan masyarakat dunia. Bisa bahasa Inggris aja udah lumayan banget lha, karena merupakan bahasa Internasional. Nah, alangkah baiknya kalau kita (yang emang punya niat) juga belajar bahasa lainnya. Alasannya? Pertama, kita bisa dapet banyak temen di negara-negara yang tidak berbahasa Inggris. Kedua, peluang untuk kerja di perusahaan/agensi/kantor/dll berstandar Internasional jelas lebih besar karena penguasaan bahasa asing selain Inggris. Ketiga, kita nggak perlu bingung lagi kalau nemu media dengan bahasa asing karena kita udah paham dengan isinya. Keren nggak tuh? Makanya selagi masih muda ya sempetin belajar bahasa asing. 
my progress: Patty sedang belajar bahasa Ibrani, Turki, Jerman, dan Rusia dikit-dikit :)

  2. Gali wawasan umum sebanyak mungkin:
Yap, dimanapun dan kapanpun. Berita diluar negeri pun kita juga harus peka. Alasannya? Biar kalau ditanya gak cengo, biar pemikiran kita lebih terbuka terhadap arus modernisasi dan globalisasi, dan menumbuhkan sikap kritis. Wawasan umum lebih mudah kita peroleh dari media sosial, tapi kita juga harus punya kemampuan literasi media untuk menyikapi wawasan tersebut. Wawasan umum bisa kita dapetjuga dari pengalaman orang lain.
my progress: Patty masih hobi banget baca buku, apalagi kalo menyangkut sastra, isu dunia, dan seni. kebiasaan yang gak bakal hilang kayaknya :)

  3. Kurangin impor dan pertimbangkan expor:
Slogan "Cintai produk dalam negeri" dan "100% Indonesia" sekarang ya cuma jadi sekedar wacana. Masyarakat kita memang lebih hedon kalo beli barang branded dari luar negeri ketimbang negeri sendiri. Apalagi negara kita itu hobi banget yang namanya impor atau expor SDA, njug abis itu kalo nilai mata uang naik atau ekonomi anjlok yang disalahin pasti pemerintah, padahal masyarakatnya aja juga hedon, hm :) Kurangin lah beli barang-barang dari luarnya. Gak ngelarang sih, walaupun tidak bisa dipungkiri lagi kita masih tergantung juga dengan kendaraan dari luar dan snack dari luar. Kualitas emang kadang beda, tapi gak ada salahnya menghargai produk buatan anak lokal.
my progress: Patty lebih demen sama snack ndeso daripada snack impor luar negeri yg mahal hehe.

  4. Sikap menghadapi pendatang dan open-minded:
Belajar untuk ramah dan terbuka deh sama pendatang. Kita bisa mulai menghadapinya dari pendatang dari luar pulau yg ngekos disekitar tempat tinggal. Hilangin deh stigma buruk terhadap mereka daripada membuat musuh.
Selain itu, sikap tersebut juga dapat membuat pemikiran kita menjadi terbuka. Terbuka dengan hal-hal baru, seperti bahasa yang dibawa si pendatang, isu di daerah asal mereka, bisa berbagai ilmu, dll.
my progress: Patty hidup di tempat tinggal yang dihuni banyak pendatang dari luar pulau. Sempet nge-stigma, tapi nyoba ngrubah pandangan, kalau gak semua dari mereka itu kelakuannya brutal :)


Mungkin itu saja beberapa hal yang bisa kuhabas untuk menghadapi MEA. Jadi, mari kita persiapkan diri dalam menghadapi persaingan dengan dunia Internasional :)
Kalau ada saran/kritik boleh banget lho nambah di comment.
Regards!

0 bird(s):

 
© Copyright 2009 by Patricia Krisnashanti l Jurnal Patricia l All rights reserved