Post kali ini cuma cerita fiksi (semi nyata). BUKAN cerita religius, jadi siapapun bisa baca :) Mungkin ini bisa dijadiin bahan perenungan.
***
"Semoga Tuhan Besertamu"Itu kata-kata Ijah kepada setiap orang yang hatinya dibetulkan. Ternyata memang Tuhan beserta mereka semua karena hati sebenarnya adalah rumah Tuhan bernaung. Hati yg koyak wajib dibetulkan kembali agar tempat Tuhan menjadi indah seperti sedia kala.
Kemampuan Ijah menyelamatkan orang-orang yang mengalami patah hati tersebar ke pelosok kota. Segera saja ribuan orang berdatangan minta digabungkan kembali hati mereka yang pecah, penyok, rusah, tergores, tak berbentuk, dan hancur. Tak lama bengkel mungil itu semakin tersudut dikerumuni orang-orang yg datang dari segala arah angin.
Selama matahari mengelilingi lingkaran cakrawala dan bulan menggenapi perputarannya, Ijah selalu disibukkan dengan permintaan putus asa orang-orang yang sedih, tak punya harapan, dan frustasi. Dia melakukan pekerjaan itu dengan rela, seperti kerelaan ranting kehilangan daun-daunnya pada musim gugur.
Pada purnama kesembilan, hari kelima belas, pertengahan tahun, aku tiba di Bengkel Las Bu Ijah. Ada seorang perempuan muda yg berwajah teduh menerimaku dengan kelembutan yg mengingatkanku akan belaian pertama ibu. Kutunjukkan hatiku yg patah kepadanya. Dia mendampingiku, memegang tanganku, dan membelai air mataku. Katanya padaku, "Jangan menangis, jangan kehilangan arah. Hatimu sangat indah, cantik, bercahaya, dan rapuh. Tak heran banyak pencuri yg hendak merusak pagar jiwamu". Senyumnya meneduhkanku. Kutelan butir-butir harapan yg berjatuhan dari bibirnya. Katanya padaku, dia dapat merapikan hatiku kembali, bahkan memperkuat dan meninggikannya agar tak mudah dirusak oleh pencuri lain.
Ijah menepati janji. Hatiku kembali menjadi hati yg utuh, seperti hati yg dahulu kukenal baik, yg kusimpan rapat-rapat di dalam diri. Hati ini bahkan tampak lebih kuat, tak mudah goyah, bahkan lebih perkasa. Kupasang hatiku baik-baik sambil berjanji kepadanya untuk tak akan membiarkan hatiku diserempet oleh apa pun.
.............
Aku menjaga hatiku baik-baik seperti yg kujanjikan pada Ijah. Kekasihku yg sekarang tak pernah menggoreskan sedikit pun luka di sana. Aku mencintainya dengan segenap jiwaku. Tapi apa yg bisa kulakukan jika ternyata Tuhan yg berkhianat pada diriku? Apa yg bisa kulakukan jika Tuhan sendiri yg mematahkannya? Katakan padaku mengapa Tuhan sendiri yg mengobrak-abrik rumahNya? Kekasihku bersama buah cinta kami yg masih berusia sangat belia meninggal dalam badai tsunami yg melenyapkan kotaku diatas peta. Aku kehilangan segala-galanya, termasuk hatiku. Hatiku terseret ombak setinggi gedung berlantai sepuluh dan entah terhempas kemana.
Seketika itu, aku teringat akan Ijah. Dia yg dulu menyatukan potongan hatiku yg patah, tentu dapat membuat hati yg baru, bukan? Tapi sayang, kudengar Ijah sudah tidak membuka praktik lagi. Bengkel lasnya kini sepi dan Ijah sendiri entah berada di mana. Aku kini hidup dalam keputus asaan dan kelelahan teramat luas. Entah kemana aku harus mencari bengkel las yg mampu membuat hati sekeras baja atau menyatukan hati yg retak. Jika saja ada Ijah lain yg dapat kutemui.
Pada Senin kedelapan sejak aku mencari Ijah, kubaca berita basi pada koran lecek berbau pesing anjing tentang apa yg terjadi bertahun-tahun yg lalu. Penguasa telah melarang kegiatan penyembuhan apa pun seperti yg Ijah lakukan. Menurut mereka, tindakan itu menghina kekudusan dan mecehkan keagungan Tuhan. Air mataku mengalir tanpa henti. Kini harapanku untuk mendapatkan hati yg baru tenggelam sudah. Sekarang aku tertatih-tatih hidup tanpa sepotong hati, bergabung bersama dunia yg hiruk-pikuk. Dunia yg penuh dengan manusia tak berhati. Dunia yg bersesakan dengan orang-orang berhati retak, remuk, dan ambruk. Dan dunia yg membutuhkan manusia seperti Ijah.
Judul asli : Bengkel Las Bu Ijah
Sumber cerita : novel "Malaikat Jatuh dan cerita -cerita lainnya"
Karya : Clara Ng
Dengan perubahan seperlunya
****************
So true about our life. That's sadly true. Life is never easy, grow up and accept it.
Yaaa cuma sekedar cerita fiksi semi nyata kok....
That's all, thanks
With Love,
2 bird(s):
nice story :')
hehe makasih :)
Post a Comment