Tugas
Pengganti Ujian Tengah Semester 4
Nama mahasiswi : Patricia K W
Nomor mahasiswi : 15/3****6/SP/2***8
Mata kuliah :
Bencana, Kerentanan, dan Resiko
I.
Data
Narasumber
Tema penelitian
|
Bencana Gempa Bumi
di Bantul, Yogyakarta
|
Wilayah penelitian
|
Bantul, Yogyakarta
|
Nama narasumber
|
Veronika Mulatsari (Ika)
|
Tempat, tanggal lahir narasumber
|
Bantul, 3 Januari 198*
|
Pekerjaan
|
Karyawan swasta (resepsionis hotel)
|
Alamat narasumber
|
S*** RT *, Kel.Sidomulyo, Kec. Bambang Lipuro, Kab. Bantul, Kota
Yogyakarta
|
Jumlah anggota keluarga narasumber
|
5 (sudah termasuk narasumber)
|
Kontak personal
|
No.HP/telp: 0878*****198
Email: vade_rose@yahoo.com
|
Tempat, tanggal wawancara
|
Hotel Vidi (Yogyakarta), 20 Maret 2017
|
Jam dan durasi wawancara
|
08:13
WIB; 28.49
menit
|
|
Transkrip Wawancara:
*Pewawancara (PKW),
Narasumber (VM)
KAJIAN DAMPAK SOSIAL
PKW : Selamat pagi, mbak.
Saya Patricia dari Departemen Sosiologi
UGM angkatan 2015. Boleh minta waktunya sebentar untuk wawancara?
VM) : Boleh.
PKW : Kapan bencana alam
gempa bumi di Bantul itu terjadi?
VM : 27 Mei 2006 kalau nggak salah lho, dik.
PKW :
Jam
berapa ya itu?
VM : Pagi sekitar jam
5.50.
PKW : Waktu itu sedang
beraktivitas apa, mbak?
VM : Masih tidur.
PKW : Bagaimana tanggapan
anda mengenai gempa bumi yang melanda di Bantul beberapa waktu silam? Seperti bagaimana perasaan anda ketika bencana
tersebut terjadi?
VM : Perasaan saya waktu
itu bingung, takut, dan tidak tahu apa yang terjadi karena waktu itu saya masih
tidur dan kepental dari tempat tidur
langsung bangun dan menyelamatkan diri untuk bisa keluar dari rumah.
PKW : Apakah anda tahu
penyebab terjadinya gempa bumi beberapa waktu silam itu?
VM : Nggak tahu.
PKW : Apakah ada bencana
lanjutan setelah gempa bumi pertama di pagi hari itu?
VM : Cuma gempa tapi nggak kencang.
PKW : Ooh begitu… Bagaimana
kondisi anda setelah gempa bumi terjadi? Apakah mengalami trauma fisik atau
mental?
VM : Kalau untuk fisik,
lutut saya yang luka. Bonyok gitu
karena sempat terjatuh waktu lari keluar rumah karena waktu itu kondisinya
benar-benar rumah itu goyang dan saya sulit untuk berdiri dan berlari. Kalau
trauma mental sempat ketakutan saja dan ketika ada bunyi agak kencang dikit
langsung lari dan kaget.
PKW : Sekarang sudah stabil
kan, mbak?
VM :
Oooh
sudah.
PKW : Bagaimana keadaan di
sekitar anda saat terjadi bencana gempa bumi? Misal lingkungan, warga, dll.
VM : Rumah saya rusak
parah. Rumah-rumah tetangga juga rusak parah, ada yang sampai rata dengan
tanah. Kami waktu itu tidur diluar rumah dengan tenda bantuan selama
berbulan-bulan. Kondisi juga waktu itu hujan jadi rumah juga sering kemasukan
air karena atap rumah rusak parah. Tidur di dalam rumah juga kami tidak berani,
takut ada gempa lagi. Rumah juga nggak
layak dihuni. Kami sekampung juga mendirikan dapur umum jadi kami masak bareng-bareng dengan bahan makanan
seadanya dari bantuan banyak pihak. Karena kondisi memang tidak ada yang
jualan, beli bensin juga susah, kondisinya sangat mencekam waktu itu terutama
waktu malam hari setelah gempa terjadi, warga semua siap-siap untuk mengungsi
takut terjadi gempa lagi.
PKW :
Setelah
terjadi gempa bumi tersebut, apakah anda mengungsi dari daerah tersebut atau
menetap? Misal menetap di kamp pengungsian atau rumah orang lain.
VM : Kami mengungsi ke
Turi, Sleman, tempat simbah. Kami pergi tengah malam karena ketakutan tapi saya
dan kakak saya pulang ke rumah ya wira-wiri
gitu. Saya juga ikut kamp pengungsian bareng-bareng
warga sekitar. Bapak-ibu saya yang saya suruh tinggal di Turi untuk sementara
waktu. Setelah kondisi sudah aman dan stabil kami semua pulang ke rumah dan
tidur di tenda selama berbulan-bulan sampai rumah kami bisa ditempati.
PKW : Wah, jadi memperat
solidaritas ya, mbak?
VM : Iya, sih.
PKW : Adakah jam malam saat
di tempat pengungsian?
VM : Ada, sampai jam 21.00
untuk jam kunjung.
ANALISIS EKONOMI (kajian kerusakan dan
kehilangan/damage and loses assessment)
PKW : Maaf, jika boleh
tahu, kerugian apa saja yang anda alami beserta keluarga akibat bencana
tersebut.
VM : Yang paling jelas sih
kerugian fisik. Rumah kami yang rusak parah dan harus memperbaiki rumah. Atap
rumah juga harus diganti semua, tembok-tembok pada retak, ada yang hancur juga.
Pokoknya seluruh rumah sampai harus
diperbaiki.
PKW : Apakah ada rumah
tetangga yang tidak mengalami kerusakan?
VM : Kayaknya sih ada.
PKW : Apakah ada pihak yang
menggalang dana dan menjadi relawan? Seperti tim atau kelompok yang memberi
bantuan.
VM : Kalau bantuan itu datang
dari berbagai pihak. Ada yang dari gereja, dari kenalan teman-teman, dari
kampus, tempat kerja, dan banyak lagi yang memberi bantuan. Bahkan ada tim
relawan yang membantu tenaga untuk memperbaiki rumah tapi tidak semua yang
dibantu mungkin karena keterbatasan tenaga.
PKW : Oh begitu… Apakah
mereka datang tiap hari? Atau ada jadwal tertentu, mungkin?
VM : Yang pekerja atau
apa?
PKW : Para relawannya.
VM : Relawan datang tiap
hari sampai rumah warga selesai dibangun.
PKW : Adakah bantuan dari
luar negeri?
VM : Ada.
PKW : Dari negara mana,
mbak?
VM :
Wah, nggak tahu. Bantuannya tenda mungkin
dari Jepang. Sama rumah dome tapi bukan di desaku, tapi itu di daerah Bantul
juga.
PKW : Kebutuhan yang
didapat dari para relawan apa saja contohnya?
VM : Bahan makanan,
selimut, baju, tikar, obat-obatan, tenda, indomie seabrek, kebutuhan khusus wanita, dan lain-lain.
PKW : Adakah kesulitan saat
menerima bantuan dari mereka?
VM : Nggak ada sih, karena dari swasta jadi birokrasinya lebih mudah dan
simple. Kalau yang dari pemerintah justru yang agak sulit karena terlalu
berbelit-belit dan banyak syarat juga pro-kontra.
PKW : Oooh gitu ya… Semua
kebutuhan pokok terpenuhi dengan baik, kan?
VM : Puji Tuhan sih nggak
kekurangan, walaupun tiap hari harus makan mie instan dan telur.
PKW :
Tiap
hari, mbak?
VM :
Iya.
PKW : Oke… Menurut mbak,
pihak siapa saja yang seharusnya terlibat mengurus bencana?
VM : Warga setempat dan
pemerintah.
PKW : Apakah sudah ada
tindakan nyata dari pemerintah mengenai penanganan bencana alam?
VM : Ada, kok. Waktu itu dengan memberi bantuan
untuk perbaikan rumah dan rumah darurat.
PKW : Apakah ada santunan
uang dari pemerintah?
VM : Ada santunan uang
untuk perbaikan rumah dari pemerintah.
PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN
PKW : Sewaktu masa
pengungsian, adakah warga yang melanjutkan mata pencahariannya? Atau adakah
mata pencaharian baru yang muncul di sekitar anda waktu itu?
VM : Selama mengungsi sih
rata-rata pada nggak mengurus kerjaan.
Setelah stabil baru mereka melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing. Nggak ada mata pencaharian baru.
PKW :
Oke
baik. Bagaimana kondisi kehidupan masyarakat sekitar setelah masa pemulihan dan
perbaikan?
VM : Kembali seperti
semula.
PKW : Tidak ada yang
mengalami trauma berkepanjangan?
VM : Nggak ada sih.
KAPASITAS DAN KERENTANAN
PKW : Apakah anda sudah
mengetahui cara menghadapi bencana di masa lalu maupun yang akan datang?
VM : Ya teorinya sih tahu,
tapi pelaksanaannya tetap nggak bisa
sesuai teori karena yang namanya orang panik nggak bisa berfikir panjang.
PKW : Oh, begitu. Kira-kira
pelatihan atau seminar gitu dibutuhkan nggak,
mbak?
VM : Mungkin lebih
dibutuhkan alat pendeteksi bencana dan pelatihan penggunaannya.
PKW : Apakah anda akan
mengungsi atau menetap jika, amit-amit, ada kemungkinan terjadi bencana lagi di
masa mendatang?
VM : Tidak tahu, semoga
tidak terjadi bencana lagi.
PKW : Ada kesan kah selama
mengalami masa kebersamaan senasib-sepenanggungan dan bersama-sama bangkit
seusai bencana alam?
VM :
Kesannya
ya bisa masak bareng, makan bareng, tiap malam ramai ngumpul sama teman-teman terus tidur di
tenda. Diluar nggak enak banget
karena takut dingin dan ngeri lah nggak
nyaman.
PKW : Adakah hikmah yang
bisa diambil dari pengalaman gempa bumi beberapa tahun silam? Dari sisi agama,
sosial, maupun lainnya.
VM :
Hikmahnya
ya kita jadi sadar bahwa kuasa Tuhan itu sangat dahsyat. Kita bukan apa-apa
kalau Tuhan berkehendak maka bumi ini hanya ‘digoyang’ sedikit saja, apa yang
kita punya di bumi ini hancur seketika. Bahkan nyawa pun bisa melayang, kita
jadi sadar kalau kita harus banyak berbuat baik dan tidak boleh sombong dengan
apa yang kita punya. Intinya gitulah, hehe.
PKW : Pertanyaan terakhir,
ada usulan dan harapan ke depan?
VM : Tersedianya alat
pendeteksi bencana supaya masyarakat bisa bergerak cepat menyelamatkan diri
sebelum bencana terjadi.
PKW : Baik, sepertinya
cukup sekian untuk wawancaranya. Terima kasih atas waktu yang diberikan, mbak.
Selamat siang, selamat bekerja kembali.
VM : Sama-sama, dik.
2 bird(s):
trims
Informasi yang detail dan tersusun rapi
Post a Comment